Pengertian Etika Bisnis
Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah
“Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika
biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari
bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga
adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika adalah Ilmu
yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami
oleh pikiran manusia. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang
atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.
Kata “bisnis” sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya, penggunaan
singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis
(hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan.
Etika bisnis adalah perwujudan dari nilai-nilai moral. Hal
ini disadari oleh sebagian besar pelaku usaha, karena mereka akan berhasil
dalam usaha bisnisnya jika mengindahkan prinsip-prinsip etika bisnis. Jadi
penegakan etika bisnis penting artinya dalam menegakkan iklim persaingan usaha
sehat yang kondusif.
Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan
bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan,
industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita
menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak
tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika
bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan
suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis ,
organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya
perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten
dan konsekuen.
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral
yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005). Etika
Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
profesional. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain adalah:
1.
Pengendalian
diri.
2.
Pengembangan
tanggung jawab social (social responsibility).
3.
Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi.
4.
Menciptakan
persaingan yang sehat.
5.
Menerapkan
konsep “pembangunan berkelanjutan”.
6.
Menghindari
sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7.
Mampu
menyatakan yang benar itu benar.
8.
Menumbuhkan
sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke
bawah.
9.
Konsekuen
dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.
10.
Menumbuhkembangkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.
11.
Perlu
adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan.
ETIKA BISNIS DI BIDANG PEMASARAN
Definisi Konsep Pemasaran :
Falsafah bisnis yang menyatakan
bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan salah satu syarat ekonomi dan
sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Tahapan-tahapan dalam Manajemen Pemasaran :
1. Tahap orientasi Produksi :
-
Tujuan
dan perencanaan perusahaan ditentukan oleh Bagian Produksi
-
Tugas
Bagian Penjualan hanya menjual dan mengkoordinasikan tenaga penjual
-
Harga
produk sudah ditentukan oleh Bagian Produksi dan Bagian Keuangan
-
Konsep
yang dianut disebut Konsep Produksi
2. Tahap orientasi Penjualan
-
Pengukuran
keberhasilan perusahaan ditentukan oleh volume penjualan dan bukan laba
perusahaan
-
Konsep
yang dianut disebut Konsep Penjualan
Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan
produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau
mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi produsen atau distributor mengharapkan
kenaikannya angka penjualan.
Tujuan
Promosi di antaranya adalah:
1)
Menyebarkan
informasi produk kepada target pasar potensial
2)
Untuk
mendapatkan kenaikan penjualan dan profit
3)
Untuk
mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan
4)
Untuk
menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar
5)
Membedakan
serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing
6)
Membentuk
citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
Etika
Pemasaran dalam konteks promosi :
a)
Sebagai
sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif.
b)
Sebagai
sarana untuk membangun image positif.
c)
Tidak
ada unsur memanipulasi atau memberdaya konsumen.
d)
Selalu
berpedoman pada prinsip-prinsip kejujuran.
e)
Tidak
mengecewakan konsumen.
Dalam setiap produk harus dilakukan promosi untuk
memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa agar mudah dan cepat dikenali
oleh masyarakat dengan harapan kenaikan pada tingkat pemasarannya. Promosi
sangat diperlukan untuk dapat membuat barang yang produksi menjadi diketahui
oleh publik dalam berpromosi diperlukan etika-etika yang mengatur bagaimana
cara berpromosi yang baik dan benar serta tidak melanggar peraturan yang berlaku,
etika ini juga diperlukan agar dalam berpromosi tidak ada pihak-pihak yang
dirugikan oleh tekhnik promosi.
Cara-Cara
Melakukan Promosi Dengan Etika Bisnis
Dalam
menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Pengendalian Diri
Artinya,
pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak
memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial
(Social Responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan
masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan,
melainkan lebih kompleks lagi.
3. Mempertahankan Jati Diri
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing
oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha
menciptakan etika bisnis.
4. Menciptakan Persaingan yang Sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan
efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah,
dan sebaliknya harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan
golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar
mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam
menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia
bisnis tersebut.
5. Menerapkan Konsep “Pembangunan
Berkelanjutan”
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya
pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa
datang.
6. Menghindari Sifat 5K (Katabelece,
Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti
ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi,
manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun
berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan Negara.
7. Mampu Menyatakan yang Benar itu
Benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk
menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan
menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan
data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta
memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
8. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya
antar Golongan
Pengusaha Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif”
harus ada sikap saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan
golongan pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama
dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan.
9. Konsekuen dan Konsisten dengan
Aturan main Bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan
dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan
etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati,
sementara ada “oknum”, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba
untuk melakukan “kecurangan” demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika
bisnis itu akan “gugur” satu semi satu.
10. Memelihara Kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan
rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha
menciptakan etika bisnis.
11. Menuangkan ke dalam Hukum Positif
Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum
positif yang menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin
kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap
pengusaha lemah.
ETIKA BISNIS DALAM MANAJEMEN
KEUANGAN
Manajemen keuangan dalam konteks pembahasan ini adalah
berhubungan dengan penganggaran. Anggaran adalah suatu rencana yang disusun
secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan bank yang dinyatakan dalam
unit (kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu tertentu di masa
mendatang. Anggaran berkaitan dengan manajemen keuangan yang berkaitan dengan
waktu realisasi, maka biasanya disebut dengan rencana keuangan (budgetting).
Rencana keuangan adalah rencana keuangan lembaga bisnis yang merupakan
terjemahan program kerja lembaga bisnis ke dalam sasaran-sasaran (target)
keuangan yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Penganggaran
budgetting merupakan proses yang mencakup :
1. Penyusunan rencana kerja lengkap
untuk setiap jenis tingkat kegiatan dan setiap jenis tingkat kegiatan yang ada
pada suatu lembaga.
2. Penentuan rencana kerja dalam bentuk
mata uang dan kesatuan kuantitatif lainnya, dilakukan melalui sistematika dan
logika yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Rencana kerja masing-masing dari
setiap kesatuan usaha, satu sama lain atau secara keseluruhan, harus dapat
berjalan dengan serasi.
4. Penyusunan rencana kerja perlu
adanya partisipasi dari seluruh tingkatan manajemen sehinngga pelaksanaan
anggaran merupakan tanggung jawab seluruh anggota manajemen.
5. Anggaran merupakan alat koordinasi
yang ampuh bagi Top Manajer dalam mengelola bank, dalam rangka mencapai rencana
yang telah ditetapkan.
6. Anggaran merupakan alat pengukur
tingkat keberhasilan pelaksanaan rencana kerja, sekaligus dipakai sebagai alat
evaluasi dan penetapan tindak lanjut.
7. Anggaran merupakan alat pengawas dan
pengendalian jalannya bisnis.
Penganggaran merupakan langkah-langkah yang menjadi dasar
bagi penetapan strategi bisnis. Penganggaran merupakan perencanaan strategi
unit bisnis, terlebih lagi adalah berkaitan dengan masalah keuangan lembaga
bisnis.
Manfaat
dan Keuntungan Budgetting :
Dengan memahami kaidah-kaidah dasar perencanaan keuangan,
pengelola bank dapat menetapkan sasaran pengembangan yang diinginkan,
melaksanakan, mengendalikan dan secara tekun dan taat untuk mencapainya.
Keuntungan Budgetting yang lebih spesifik antara lain :
- Merangsang atau memaksa pertimbangan-pertimbangan
mengenai kebijakan dasar manajemen.
- Membutuhkan organisasi yang mantap,
pembagian tanggung jawab yang jelas dan tetap pada tiap bagian manajemen.
- Mendorong anggota manajemen untuk ikut serta
dalam penetapan tujuan bersama dan tempat untuk komunikasi berkala antar
pengurus.
- Mendorong semua bagian manajemen untuk
membuat rencana yang sesuai dengan bagian lain.
- Mengharuskan untuk pemakaian tenaga kerja,
fasilitas dan modal yang paling ekonomis.
Kaidah
Dasar Perencanaan :
Sebagaimana
kaidah umum yang berlaku, sasaran perencanaan keuangan perlu memperhatikan dan
mengindahkan nilai-nilai sebagai berikut :
a) Sesuai kemampuan (Realistis)
Dalam merencanakan harus didasarkan pada kemampuan dan
pengalaman yang dimiliki, sehingga sasaran yang ditetapkan tidak terlalu tinggi
dan tidak terlalu rendah.
b) Dirumuskan dengan jelas
Sasaran perlu dirumuskan dengan jelas, sehingga pelaksanaan
dan pengendaliannya akan menjadi lebih mudah.
c) Dapat diukur hasilnya
Sasaran yang ditetapkan akan menjadi acuan tindakan
pelaksanaan dan pengendaliannya dari waktu ke waktu, sehingga ukurannya dibuat
dalam kuantitatif
d) Ada kerangka waktu yang jelas
Mengukur hasil atau pencapaian hasil suatu usaha akan
terikat pada jumlah dan waktu.
Pembatasan
Penganggaran melibatkan waktu yang akan datang, sehingga diperlukan
batasan-batasan atau asumsi.
ETIKA BISNIS DI BIDANG TEKNOLOGI
INFORMASI
Dalam era kini, informasi dipandang sebagai aset atau sumber
yang setara dengan sumber-sumber lain dan juga mempunyai kekhususan persoalan
dan pengelolaannya, sehingga diperlukan suatu manajemen khusus yaitu sistem
manajemen informasi dengan pengelolanya yang khusus yaitu manajer informasi
atau Chief Information Officer (CIO). Sebagai manajer jelas harus mengetahui
etika manajemen. Aspek keuangan merupakan suatu aspek yang yang sangat
sensitif, demikian juga dengan aspek informasi. Dengan demikian hak dan
tanggung jawab manajer mengisyaratkan bahwa syarat manajer harus “beretika
(bermoral) tinggi dan kuat”.
Sebagai seorang yang profesional, kita mempunyai tanggung
jawab untuk mempromosikan etika penggunaan teknologi informasi di tempat kerja.
Kita mempunyai tanggung jawab manajerial. Kita harus menerima tanggung jawab
secara etis seiring dengan aktivitas pekerjaan. Hal itu termasuk melaksanakan
peran kita dengan baik sebagai suatu sumber daya manusia yang penting di dalam
sistem bisnis dalam organisasi. Sebagai seorang manajer atau pebisnis
profesional, akan jadi tanggung jawab kita untuk membuat keputusan-keputusan
tentang aktivitas bisnis dan penggunaan teknologi informasi, yang mungkin
mempunyai suatu dimensi etis yang harus dipertimbangkan.
Teknologi Informasi mempunyai pengaruh yang besar dalam
kehidupan manusia. Karena TI ibarat pisau bermata dua, legal dan ilegal, baik
dan buruk, maka mau tak mau berhubungan dengan etika. Merupakan hal yang
penting untuk mengetahui bahwa hal yang tidak etis belum tentu ilegal. Jadi,
dalam kebanyakan situasi, seseorang atau organisasi yang dihadapkan pada
keputusan etika tidak mempertimbangkan apakah melanggar hukum atau tidak.
Banyaknya aplikasi dan peningkatan penggunaan TI telah menimbulkan berbagai isu
etika, yang dapat dikategorikan dalam empat jenis :
1. Isu privasi
Rahasia
pribadi yang sering disalahgunakan orang lain dengan memonitor e-mail,
memeriksa komputer orang lain, memonitor perilaku kerja (kamera tersembunyi).
Pengumpulan, penyimpanan, dan penyebaran informasi mengenai berbagai
individu/pelanggan dan menjualnya kepada pihak lain untuk tujuan komersial.
Privasi informasi adalah hak untuk menentukan kapan, dan sejauh mana informasi
mengenai diri sendiri dapat dikomunikasikan kepada pihak lain. Hak ini berlaku
untuk individu, kelompok, dan institusi.
2. Isu akurasi
Autentikasi,
kebenaran, dan akurasi informasi yang dikumpulkan serta diproses.
3. Isu property
Kepemilikan
dan nilai informasi (hak cipta intelektual). Hak cipta intelektual yang paling
umum berkaitan dengan TI adalah perangkat lunak. Penggandaan/pembajakan
perangkat lunak adalah pelanggaran hak cipta dan merupakan masalah besar bagi
para vendor, termasuk juga karya intelektual lainnya seperti musik dan film.
4. Isu aksesibilitas
Hak
untuk mengakses infomasi dan pembayaran biaya untuk mengaksesnya. Hal ini juga
menyangkut masalah keamanan sistem dan informasi.
Aplikasi
Teknologi Informasi Dalam Bidang Bisnis
Kemajuan yang telah dicapai manusia dalam bidang Teknologi
Informasi merupakan sesuatu yang patut kita syukuri karena dengan kemajuan
tersebut akan memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaan dan tugas yang
harus dikerjakannya. Namun, tidak semua kemajuan yang telah dicapai tersebut
membawa dampak positif. Diantara kemajuan yang telah dicapai tersebut ternyata
dapat membawa dampak negatif bagi manusia. Dibawah ini akan dipaparkan dampak
positif (keuntungan) dan negatif (kerugian) dari penggunaan Teknologi
Informasi.
Keuntungan
dari penggunaan Teknologi Informasi :
-
Kemajuan
teknologi komunikasi yang cepat dapat mempermudah komunikasi antara suatu
tempat dan tempat yang lain.
-
Semakin
maraknya penggunaan Teknologi Informasi akan semakin membuka lapangan
pekerjaan.
-
Bisnis
yang berbasis Teknologi Informasi atau yang biasa disebut e-commerce dapat
mempermudah transaksi-traansaksi bisnis suatu perusahaan atau perorangan.
-
Informasi
yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan
pendidikan.
Kerugian
dari penggunaan Teknologi Informasi :
-
Dengan
pesatnya teknologi informasi baik di internet maupun media lainnya membuat peluang
masuknya hal-hal yang berbau pornografi, pornoaksi, maupun kekerasan semakin
mudah.
-
Dengan
mudahnya melakukan transaksi di internet menyebabkan akan semakin memudahkan
pula transaksi yang dilarang seperti transaksi barang selundupan atau transaksi
narkoba.
Etika
dalam Teknologi Informasi
Seperti yang kita ketahui perkembangan dunia IT berlangsung
sangat cepat. Dengan pekembangan tersebut diharapkan akan dapat mempertahankan
dan meningkatkan taraf hidup manusia. Banyak hal yang menggiurkan manusia untuk
dapat sukses dalam bidang it tetapi tidak cukup dengan mengandalkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, manusia juga harus menghayati secara mendalam kode
etik ilmu, teknologi dan kehidupan. Banyak ahli telah menemukan bahwa teknologi
mengambil alih fungsi mental manusia, pada saat yang sama terjadi kerugian yang
diakibatkan oleh hilangnya fungsi tersebut dari kerja mental manusia. Perubahan
yang terjadi pada cara berfikir manusia sebagai akibat perkembangan teknologi
sedikit banyak berpengaruh terhadap pelaksanaan dan cara pandang manusia
terhadap etika dan norma dalam kehidupannya.
Masalah
etika juga mendapat perhatian dalam pengembangan dan pemakaian sistem
informasi. Masalah ini diidentifikasi oleh Richard Mason pada tahun 1986
(Zwass, 1998) yang mencakup privasi, akurasi, property, dan akses.
a) Privasi
Menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi
pribadi dari pengaksesan oleh orang lain yang memang tidak diberi ijin untuk
melakukannya. Contoh isu mengenai privasi sehubungan diterapkannya sistem
informasi adalah pada kasus seorang manajer pemasaran yang ingin mengamati
email yang dimiliki bawahannya karena diperkirakan mereka lebih banyak
berhubungan denganemail pribadi daripada email para pelanggan. Sekalipun
manajer dengan kekuasaannya dapat melakukan hal itu, tetapi ia telah melanggar
privasi bawahannya.
b) Akurasi
Terhadap
informasi merupakan factor yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem informasi.
Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang mengganggu, merugikan,
dam bahkan membahayakan. Sebuah kasus akibat kesalahan penghapusan nomor
keamanan social dialami oleh Edna Rismeller. Akibatnya, kartu asuransinya tidak
bisa digunakan dan bahkan pemerintah menarik kembali cek pensiun sebesar $672
dari rekening banknya. Mengingat data dalam sistem informasi menjadi bahan
dalam pengambilan keputusan, keakurasiannya benar-benar harus diperhatikan.
c) Properti
Perlindungan
terhadap hak property yang sedang digalakkan saat ini yaitu dikenal dengan
sebutan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Kekayaan Intelektual diatur
melalui 3 mekanisme yaitu hak cipta (copyright), paten, dan rahasia perdagangan
(trade secret).
d) Hak cipta
Adalah
hak yang dijamin oleh kekuatan hokum yang melarang penduplikasian kekayaan
intelektual tanpa seijin pemegangnya. Hak cipta biasa diberikan kepada pencipta
buku, artikel, rancangan, ilustrasi, foto, film, musik, perangkat lunak, dan
bahkan kepingan semi konduktor. Hak seperti ini mudah didapatkan dan diberikan
kepada pemegangnya selama masih hidup penciptanya ditambah 70 tahun.
e) Paten
Merupakan
bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang paling sulit didapat
karena hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan inovatif dan sangat berguna.
Hukum paten memberikan perlindungan selama 20 tahun.
f) Rahasia Perdagangan
Hukum
rahasia perdagangan melindungi kekayaan intelektual melalui lisensi atau
kontrak. Pada lisensi perangkat lunak, seseorang yang menandatangani kontrak
menyetujui untuk tidak menyalin perangkat lunak tersebut untuk diserhakan pada
orang lain atau dijual.
g) Akses
Fokus
dari masalah akses adalah pada penyediaan akses untuk semua kalangan. Teknologi
informasi malah tidak menjadi halangan dalam melakukan pengaksesan terhadap
informasi bagi kelompok orang tertentu, tetapi justru untuk mendukung
pengaksesan untuk semua pihak.
Sumber :
Barten,
2000. ”Pengertian Etika Bisnis.” Jogja : Kanikus
Arijanto, Agus. 2011. Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis. Penerbit:
Rajagrafindo Persada. Jakarta
http://hadi-gun.blogspot.com/2010/03/etika-profesi-di-bidang-teknologi.html
http://novaliapratiwi.blogspot.com/2012/04/bab-9-aspek-bisnis-di-bidang-teknologi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar